Friday, August 30, 2013

Inferno Bab 9 (terjemahan Indonesia)



BAB 9
DI BAWAH DEK bahtera mewah The Mendacium, fasilitator Laurence Knowlton duduk di ruangan kaca tersegelnya dan menatap dalam ketidakpercayaan pada monitor komputernya, baru saja memutar preview sebuah video yang ditinggalkan oleh klien mereka.
Aku diharapkan untuk mengunggah ini ke media besok pagi?
Dalam tahun ke sepuluhnya dengan Consortium, Knowlton telah ditunjukkan segala macam tugas aneh yang dia ketahui jatuh di suatu tempat antara ketidakjujuran dan ilegal. Bekerja dalam suatu area moral abu-abu merupakan kewajaran  pada  Consortium – sebuah organisasi milik lahan beretika tinggi yang berdiri sendiri, mereka akan melakukan apapun yang didapat untuk menjaga sebuah janji kepada seorang klien.
Kami mengikuti. Tanpa pertanyaan yang diutarakan. Apapun itu.
Prospek mengunggah video ini, meski begitu, telah membuat Knowlton tak bisa memecahkan. Di masa lalu, apapun tugas aneh yang ditunjukkan, dia selalu paham secara rasional … memegang motifnya … memahami hasil yang didambakan.
Dan video ini masih membuatnya bingung.
Sesuatu tentangnya terasa berbeda.
Sangat berbeda.
Duduk bersandar pada komputernya, Knowlton memutar ulang file video tersebut, berharap dengan melihat untuk kedua kalinya mungkin memberikan pencerahan. Dia mengeraskan volume dan menatap pertunjukan sembilan menit itu.
Seperti sebelumnya, video dimulai dengan suara pelan gemericik air dalam gua berisi air yang seram dimana semuanya bermandikan cahaya merah. Kembali kamera tenggelam melalui permukaan air yang bercahaya untuk menunjukkan lantai gua yang tertutup endapan. Dan kembali, Knowlton membaca tulisan di atas piagam yang tertanam :


DI TEMPAT INI, PADA TANGGAL INI,
DUNIA BERUBAH SELAMANYA


Bahwa piagam yang mengkilap ditandatangani oleh klien Consortium membuatnya gelisah. Bahwa tanggalnya besok … membuat Knowlton meningkatkan kepeduliannya. Itu apa yang diikuti, meski begitu, yang sebenarnya menempatkan Knowlton di tepian.
Kamera sekarang bergerak ke kiri untuk mengungkap  sebuah  objek mengejutkan yang mengapung di bawah air tepat di samping piagam tersebut.
Di sini, tertambat ke lantai oleh sehelai benang pendek, adalah sebuah bidang berombak dari plastik tipis. Mudah pecah dan terguncang seperti sebuah busa sabun berukuran besar, bentuk transparan itu mengapung seperti sebuah balon di bawah air … digembungkan bukan dengan helium, tapi dengan sejenis cairan kental berwarna kuning-hijau. Kantong tak berbentuk menggembung dan muncul sekitar satu kaki pada diameternya, dan di dalam dinding transparannya, awan keruh dari cairan itu berpusar perlahan, seperti mata dari sebuah badai yang tumbuh secara diam-diam.
Jesus, Knowlton berpikir, merasa lembab. Tas yang tergantung bahkan terlihat lebih membahayakan saat kedua kalinya.
Perlahan, gambar berangsur menjadi gelap.
Sebuah gambar baru muncul – dinding lembab gua, menari dengan pantulan arus dari laguna bercahaya. Di dinding, sebuah bayangan muncul … bayangan seorang lelaki … berdiri di gua.
Tetapi kepala lelaki itu cacat … dengan buruknya.
Alih-alih sebuah hidung, lelaki itu mempunyai paruh yang panjang … seolah-olah dia separuh burung.
Ketika dia berbicara, suaranya teredam … dan dia berbicara dengan sebuah kefasihan bicara yang menyeramkan … sebuah irama yang terukur … seolah-olah dia adalah narrator dalam sejenis paduan suara klasik.
Knowlton diam tak bergerak, bernapas dengan jelas, saat bayangan berparuh berbicara.


Akulah Shade
Jika kamu melihat ini, itu berarti jiwaku akhirnya beristirahat.
Digiring di bawah tanah, aku harus berbicara pada dunia dari kedalaman bumi, diasingkan ke gua yang suram ini dimana air semerah darah dikumpulkan dalam laguna yang memantulkan tak satupun bintang.
Tapi inilah surgaku … rahim yang sempurna untuk anakku yang rapuh.
Inferno.
Esok kamu akan tahu apa yang aku tinggalkan.
Dan bahkan di sini, aku merasakan derap kaki dari jiwa pongah yang mengejarku … dengan suka rela berhenti pada ketiadaan untuk menghalangi aksiku.
Maafkan mereka, kamu mungkin berkata, untuk mereka ketahui bukan apa yang mereka lakukan. Tapi datang suatu momen dalam sejarah ketika kekurangtahuan tak selamanya hinaan yang dapat dimaafkan … suatu momen ketika hanya kebijaksanaan mempunyai kekuatan untuk mengampuni.
Dengan kesucian suara hati, aku mewariskan pada kalian semua pemberian Harapan, untuk keselamatan, untuk esok.
Dan di sana masih ada mereka yang memburuku seperti seekor anjing, dibahanbakari oleh keyakinan kebenaran diri bahwa aku adalah orang gila. Di sana wanita cantik berambut perak yang tega memanggilku monster! Seperti pendeta buta yang melobi untuk kematian Copernicus, dia meghinaku seperti seorang iblis, ketakutan saat aku mengilaskan Kebenaran.
Tapi aku bukanlah seorang nabi.
Aku penyelamatmu. 
Akulah Shade.

No comments:

Post a Comment